Koper Kehidupan - Life Baggage

Saya tergabung dalam kelompok whatsapp group Aksi Baca Alkitab yang dikoordinir oleh teman sekelas saya, Ibu Idi. Setiap hari, Ibu Idi akan memberikan menu bacaan alkitab, biasanya terdiri dari 10 ayat sekaligus. Di awal, saya masih bisa membaca dengan tuntas. Namun di hari-hari berikutnya, dikarenakan kesibukan, saya tidak mampu menyelesaikannya, meski dibacakan melalui fitur audio di The Bible App sekalipun. Saya hanya sanggup membaca satu ayat untuk direnungkan dalam sesi Lectio Divina pribadi.

Pagi ini ketika sarapan di teras depan, saya menyadari satu hal mendasar yang membuat saya tidak bisa keep up: saya selalu ingin menuntaskan menu yang belum selesai pada hari-hari sebelumnya terlebih dahulu, baru mau membaca menu yang diberikan pada hari ini. Padahal, mindset seperti itu tidak membantu saya untuk menyelesaikannya, tapi justru menghambat langkah saya untuk terus maju.  

image

Pic taken from here.



Tidak mau membaca buku baru sebab buku yang lama belum selesai dibaca; tidak mau mencoba project baru sebab project yang lama belum selesai diwujudkan; tidak mau membuat tulisan baru sebab tulisan yang lama belum selesai dikerjakan, tidak mau memelihara hubungan yang baru sebab hubungan yang lama belum selesai dituntaskan… 

Ini menjadi sebuah AHA momen saya, bahwa kira2 seperti itulah yang terjadi dalam hidup saya di masa lalu. Ibaratnya, saya ingin membawa koper2 yang tertinggal kemarin2, padahal hari ini saya sudah dapat koper baru yang harus disampaikan. Akhirnya koper2 itu menumpuk dan memperberat langkah saya. Di tengah jalan, saya kelelahan, karena beratnya melebihi kemampuan saya. Jika saya tidak rela melepaskan, maka saya tidak akan bisa sampai tujuan…

Rabu, 16 September 2015
Nuniek Tirta Ardianto  
*kembali melanjutkan menu bacaan hari ini* 

Post a Comment

0 Comments