Skip to main content

Merayakan Cinta di Pulo Cinta (Review, Biaya, Giveaway!)

Prolog

Teman-teman mungkin sudah tau ya, seharusnya saya dan suami merayakan wedding anniversary kami bulan ini di Santorini, seperti yang sudah saya impikan selama bertahun-tahun. Tapi terpaksa batal karena suami ada urusan yang tidak bisa diwakilkan, yang dapat mempengaruhi masa depan serta hajat hidup orang banyak. Cerita lengkapnya sudah saya tulis di sini: Santorini Dream. 

Tapi Tuhan Maha Baik, Ia memberikan kami penghiburan yang sangat indah: merayakan cinta di Indonesia rasa Maladewa: Pulo Cinta 😍  Sebuah eco-resort berbentuk hati/cinta (heart/love) yang keindahannya belakangan ini tengah melegenda terutama di kalangan blogger dan penggiat sosial media. Tempat ini juga sudah masuk dalam bucket list saya sejak pertama kali saya "menemukannya" di facebook pertengahan tahun lalu. 




 


Tepat di hari yang seharusnya kami berangkat ke Yunani, saya dan kakak saya bertemu dengan Pak Tony, Presiden Direktur Pulo Cinta. Kami diperkenalkan oleh adik bungsu saya yang pernah meliput Pulo Cinta untuk stasiun televisi tempatnya bekerja. Ternyata Pak Tony kenal dengan almarhum Papa saya, beliau membeli restoran tempat papa bekerja. Beliau bilang ke adik saya, "Oh saya kenal, orang baik ayahmu." 😇  Di hari itu juga Pak Tony mengundang kami untuk menginap selama 3 hari 2 malam di Pulo Cinta 😍 




Tentu saja kesempatan itu tidak saya sia-siakan. Saya langsung menetapkan untuk menginap di hari ulang tahun pernikahan kami yang kebetulan jatuh pada akhir pekan. Namun pada waktu menginap itu saya sama sekali tidak update apapun di media sosial, meskipun wifi di sana lancar jaya. Sebab pada waktu bersamaan, banyak tim tiketdev yang harus kerja lembur. Rasanya kurang empati kalau kami posting liburan sementara mereka pada lemburan. Bagaikan posting makanan minuman di siang bolong bulan ramadhan 😅 Jadi kami postingnya usai liburan saja saat suami sudah ngantor lagi. 


Sampai ditanyain Mbak Celia :)


Mengenal Pulo Cinta langsung dari pemiliknya

Pada pertemuan makan siang di Kemang Village hari itu, saya berkesempatan untuk mengenal lebih jauh tentang Pulo Cinta langsung dari pemiliknya. Pak Tony sudah lama berpengalaman di bidang hospitality, namun Pulo Cinta ini adalah proyek perdananya dalam membangun dan mengelola eco resort. Benchmarknya adalah Bora Bora dan Maldives, namun dengan harga yang lebih terjangkau. Dibangun dalam waktu setahun, dan resmi dibuka oleh Menteri Pariwisata pada Januari 2016. 

Saya bertanya, apa alasan utamanya memilih lokasi di Sulawesi. Beliau menjawab, alasan pertama ingin membuktikan kemampuan bahwa kita bisa menciptakan satu destinasi wisata di daerah antah berantah selain Bali, Lombok, Sumba, Komodo. Karena Indonesia ini kan kaya raya, kenapa hanya daerah-daerah itu saja yang sudah pernah dieksplor sama bule baru orang Indonesia ikut-ikutan. Menurutnya, kita sebagai orang Indonesia bisa kok mandiri dan tidak bergantung sama orang asing. Pak Tony sendiri asli Indonesia, beliau lahir dan besar di Semarang, sampai usia 17 tahun pindah ke Jakarta. 


Ketika saya tanyakan, apa tantangan terbesar selama membangun dan mengelola Pulo Cinta, beliau mantap menjawab: sumber daya manusia. "Sebab saya sengaja tidak mengambil SDM dari Jakarta atau Bali, tapi dari masyarakat sekitar pulau. Hanya satu manajer dari kota Gorontalo. Jadi kami didik mereka benar-benar dari nol." Pak Tony ingin dengan adanya Pulo Cinta ini bukan hanya mendorong kemajuan Pariwisata Sulawesi Utara, tapi juga membuka rejeki bagi penduduk asli di sekitarnya. 🙌






Apa itu Pulo Cinta ? 

Pulo Cinta adalah sebuah eco resort yang dibangun di atas pulau mini asli berbentuk hati. Perlu diingat bahwa Pulo Cinta ini bukan gugusan kepulauan seperti negara Maldives yang terdiri dari pulau-pulau kecil ya. Pulo Cinta ini hanya terdiri dari 15 villa ramah lingkungan yang dibangun di atas air. Pulau kecil berbentuk cinta ada di tengah-tengah ke-15 villa tersebut yang difungsikan sebagai restoran & lounge. Dari atas, tampilannya seperti ini: 


Pulo Cinta landscape taken from our drone 


Di mana letak Pulo Cinta ? 

Pulo Cinta terletak di Boalemo, Gorontalo, Sulawesi Utara, Indonesia. 





Bagaimana transportasi menuju Pulo Cinta ? 

Awalnya saya pikir perjalanan ke Pulo Cinta dari Jakarta bakalan melelahkan. Ternyata nggak sama sekali lho. Sesuai saran Pak Tony, saya pilih pesawat Batik Air dari Jakarta langsung ke Gorontalo tanpa transit jam 02:10 dinihari (lihat itinerary di bagian biaya). Tiba di Gorontalo jam 06:10 langsung dijemput sopir dengan mobil Camry untuk melanjutkan perjalanan darat sekitar 2 jam. Saya sempat bingung, kok dijemputnya pakai sedan, memangnya medannya nggak susah? Ternyata, akses jalan dari bandara menuju dermaganya mulusss. Saya sampai lelap tidur hampir di sepanjang perjalanan. Maklum, selama di pesawat tadi saya keasyikan nonton film yang ada di entertainment system Batik Air, jadi lupa tidur deh hehehe. 

 



Setelah perjalanan darat 2 jam, dilanjutkan dengan menyeberang laut menggunakan yellow boat selama kurang lebih 15 menit. Boatnya nggak ngebut kayak waktu ke Maldives dulu yang ngeri-ngeri sedap. Ini smooth dan stabil, ombaknya hampir nggak ada. Jadi kalau ada yang nanya aman nggak ajak anak2, aku bisa bilang aman banget kok! Hanya saja menurut saya sebaiknya tunggu sampai anaknya sudah nggak balita deh biar nggak rempong dan was2 selama di pulau. Oya waktu itu penumpangnya hanya kami berdua, jadi serasa naik kapal pribadi saja :)) 





Seperti apa kamar villa di Pulo Cinta ? 

Semua cottage yang ada di Pulo Cinta ini over-water villa. Artinya, dibangun di atas permukaan air. Jadi bangun2 bisa langsung nyemplung ke laut :)) Kalau di Maldives, villa model ini mahal banget, bisa puluhan juta per malamnya. Di sini? Nanti cek biaya di bawah ya. Sekarang saya mau kasih lihat dulu kamarnya seperti apa... 




Bean bags di ruang depan menghadap ke barat untuk sunset view

Kamar mandi luas dengan shower

Tempat tidur menghadap timur dengan pemandangan laut dan sunrise di pagi hari

Ornamen di atas tempat tidur itu adalah lampu malam

Ada TV cable di pojok sana

Kamar ini nggak ada AC dan memang nggak butuh karena sudah ademmm 

Hampir semua jendelanya bisa dibuka lebar seperti ini

Pemandangan ke laut lepas. Mau ngapain juga bebas nggak ada yang bisa ngintip ;) 

Tetangga sebelah :)) 


Bagaimana makanan dan minuman di Pulo Cinta ? 

Menginap di Pulo Cinta berarti kamu nggak perlu bawa makanan apa-apa. Karena biaya yang kamu bayarkan sudah termasuk sarapan, makan siang, makan malam, snack, dan free flow drink (air mineral, teh, kopi). Kamu bisa makan di resto & lounge yang ada di tengah pulau, atau bisa juga minta diantarkan ke kamar tanpa tambahan biaya apapun. Makanannya variatif: ikan, ayam, sayur, buah. Porsinya banyak sampai sering nggak habis. Rasanya nikmat, asli masakan khas Sulawesi. Saya ketagihan cumi panggangnya yg empuk. Mereka juga punya instagram khusus untuk ini, follow aja akunnya: Pulo Cinta Culinary.  


Cumi panggang empukkk

Soto


Minta diantar ke kamar 

Ayam bumbu kacang 

Ayam bumbu kuning

Tahu kacang panjang 

Sayur sawi

Nasi goreng bungkus omlette

Suami ketagihan pepayanya yang manis banget

Kalau mau lebih spesial bolehlah bawa minuman sendiri. Saya dan suami kebetulan dapat kiriman anggur lokal Bali Sababay Wine dari COO-nya, Yohan Handoyo. Makan malam romantis di tepi pantai dengan setting bunga-bunga dan sajian barbeque dilengkapi dengan sweet red wine Ludisia yang sungguh nikmat sekali... Saking nikmatnya sampai nggak rela waktu mau disita di bandara, jadi dihabiskan saat itu juga, dan itu baru jam 6 pagi, hahaha.. 


Candle light dinner with decoration

My love

I'm forever grateful to have you in my life 

This one is sooo good! Ludisia sweet red wine by Sababay 

Yes, we finished this one the next day, at 6am! 


Apa saja aktivitas selama di Pulo Cinta ? 

Ngapain aja di sana? Ih, kepo deh kamu. Ehehe. 

Heaven on earth 

Kalo yang honeymoon atau hornymoon sih ya leyeh-leyeh aja di kamar sambil ngobrol dan mimik2 cantik. 




Swimming, snorkeling, sunbathing..
Sebuah kiriman dibagikan oleh Nuniek Tirta (@nuniektirta) pada

Watching sunset from the deck..
Sebuah kiriman dibagikan oleh Nuniek Tirta (@nuniektirta) pada


Main ayunan..

And our favorite: stargazing! 


Berapa biaya menginap di eco resort Pulo Cinta ? 

I know I know, ini pasti info yang paling ditunggu-tunggu pemirsa. Hahaha. 

Ini saya copas infonya langsung dari Pak Pascal, Managing Directornya ya. 

1 Bedroom Villa
Tersedia : (10 unit)
Area Villa    : 92 meter persegi
Harga Villa :
Rp 3,500,000.-/malam/villa (Hari Biasa)
Rp 4,500,000.-/malam/villa (Sabtu & Minggu)

Harga di atas untuk 2 orang

Harga termasuk :

• Antar Jemput Airport (2 jam perjalanan darat dari airport ke dermaga  & 15 menit perjalanan dengan boat ke Pulocinta) berlaku untuk minimum menginap 2 malam
• Biaya antar jemput Airport untuk tamu yang hanya menginap 1 malam Rp. 500.000,-
• Romantic Dinner (minimum menginap 2 malam)
Makan pagi, siang, malam dan Snack
• Kopi, Teh & Air Mineral
Peminjaman alat snorkeling

Untuk villa type lain dan lebih dari 2 orang, silahkan kontak langsung ke sini: 


PULO CINTA ECO RESORT 

Boalemo, Gorontalo - Indonesia 

Google Earth 0,4503 N/ 122.293 E 

phone : +62 85888211121 

email : heaven@pulocinta.com 
Website : PuloCinta.com


Instagram : Pulo Cinta

Silauuu 

Berapa total biaya bulan madu 3 hari 2 malam di Pulo Cinta ? 

Beli tiketnya di Tiket.com pastinya

2 tiket pesawat Batik Air Jakarta - Gorontalo PP (2.404.000 x 2) = 4.808.000
1 Bedroom Villa 3 hari 2 malam Sabtu & Minggu (4.500.000 x 2) = 9.000.000


Total biaya bulan madu 3 hari 2 malam di Pulo Cinta untuk 2 orang = Rp13.808.000 

Biaya tersebut bisa lebih murah lagi kalau kamu pilih penerbangan yang lebih murah tarifnya. Saya dan suami sengaja pilih yang itu karena direct tanpa transit, dan dipilih jamnya yang nggak perlu cuti kerja :) 

Udah itu aja biayanya? Iya, itu aja. Nggak ada pengeluaran lainnya, karena makan minum dan biaya transportasi darat dan laut menuju ke sana sudah termasuk semua (all inclusive). 

Kecuali kalau mau tambah island hopping, biayanya 750.000 per kamar (2 orang). Kalo di Maldives biaya segitu tuh nggak cukup untuk snorkeling 1 orang (USD 60++). Baca juga: Berapa Biaya Liburan ke Resort di Maldives Sekeluarga?


Sebuah kiriman dibagikan oleh Nuniek Tirta (@nuniektirta) pada


GIVEAWAY!!!

Daaan sesuai janjiiii....



Yesss, here's the giveaway: 


WIN 3 DAYS 2 NIGHTS FREE STAY FOR 2 PERSONS AT PULO CINTA 
(Worth up to IDR 9 million!)
*Valid on weekdays or weekend from August to October 2017 

Karena hadiahnya nggak murah, dapetinnya juga harus usaha dong yahhh :) 

Simak baik-baik caranya: 
  1. Follow instagram @pulocinta dan @nuniektirta
  2. Repost salah satu (atau beberapa juga boleh) foto/video #nutsinpulocinta yang ada di instagram @nuniektirta.
  3. Pada caption, jawab pertanyaan ini: 
    1. Kenapa kamu pilih foto/video tersebut? 
    2. Sebutkan judul postingan di BLOG nuniek.com ini yang menurutmu paling berkesan, dan jelaskan alasannya.  
    3. Mention orang yang mau kamu ajak kalau kamu menang, and tell us what's so special about him/her. 
  4. WAJIB sertakan hashtag #nutsharespulocinta agar bisa terdata (perhatikan ejaannya).
  5. DILARANG MASS TAGGING DAN SPAM (akan diblock). 
1 pemenang akan dipilih oleh saya dan tim Pulo Cinta berdasarkan kualitas jawaban, dan akan diumumkan pada tanggal 20 Juni 2017. Keputusan juri adalah mutlak dan tidak dapat diganggu gugat. 

Good luck! 

Cheers,
Jakarta 02 Juni 2017
Nuniek Tirta -cinta Pulo Cinta- 


Bersama Cinta di Pulo Cinta


Popular posts from this blog

The Waiting Room of Life

There are few things in life that test our character more than waiting. Not the kind of waiting where you’re stuck in traffic with your favorite playlist on, but the heavy kind; waiting without certainty. The waiting that weighs on you because you don’t know if it will end tomorrow, next month, or next year. I’ve been thinking a lot about this today because something big just wrapped up. A long-awaited promise was finally fulfilled. And in the process, I witnessed firsthand how differently people behave when placed in the uncomfortable chair of “ the waiting room of life. ” Imagine a waiting room where everyone has been told their name will be called someday, maybe soon, maybe late. You’d see at least two kinds of people. Some people sit quietly, open a book, maybe start a new project on the side while glancing occasionally at the clock. They don’t need to narrate their suffering to the entire room.  They choose dignity over drama.  They know that patience doesn’t have to be ...

What I Learned from Timothy Tiah - Founder of Nuffnang

Last Sunday when I entered VIP room at JWEF , I was introduced to this guy with his mini version boy on his lap, and his pretty wife with white top and red skirt. We had chit chat and he told me he’d be in Jakarta this Tuesday, and I told him that we’d have 57th #Startuplokal Monthly Meetup on Tuesday night.  To be really honest, only a very few did I know about him until he shared his amazing story on JWEF stage a few minutes later, and get inspired that I took note and now share this with you all.  Timothy Tiah founded Nuffnang with Cheo Ming Shen at 2006 when he was 22 years old, with 150k RM startup capital, partly borrowed from his father. He simply founded it because there’s nobody built it before, while the demand was actually there. The site was launched in February 2007. Sales ≠ cashflow On earlier years, although Nuffnang sales highrocketed, the cashflow was poor. At one point he only has 5k left in bank, while there were invoices need to be paid out urgently. He came to Hon...

Waiting and Celebrating

This morning was wonderfully slow, the kind of slow where time doesn’t feel wasted but savored. Everyone in the house had their own lazy rhythm. No alarms, no rush, just soft hours unfolding. By two in the afternoon, we finally left for Pondok Gede to check our first house.  We had it lightly renovated: The old, tired canopy was taken down, so the two-story house could breathe and look elegant again. The walls and fence got a fresh coat of white paint, giving it that “new beginnings” look. The cracked tiles were replaced, no more tripping hazards waiting for unsuspecting guests. The windows were repainted, catching a bit of shine when the sun hits. House for sell or rent, near Mall Pondok Gede. Contact here. Now it’s neat, clean, and... how do I say this... ready to meet its "jodoh".  Although we don’t know yet if the match is a buyer or a tenant. Should we sell it? Should we rent it out? We don’t have the answer yet. And for someone like me, uncertainty is both fascinating a...

Less Fighting, More Understanding

Sunday mornings have this magical way of stretching out slowly, like they don’t want to end. This morning was one of those slow mornings, the kind where the house hums gently, everyone moves at their own pace, and there’s no rush to do anything other than exist. We had plans to go to church, but of course, life had its own little lesson in patience: the War Ticket frenzy. Thousands of people rushing online just to get a spot for worship every week; it’s kind of insane when you think about it. Praise the Lord indeed for the technology that lets us all battle for our pews without elbowing anyone physically. After church, we went for a late lunch, and that’s when I discovered MOKKA tucked away in a corner of the mall. I’ve walked past this mall so many times, but I never noticed it before. It’s funny how sometimes good things are hiding in plain sight, waiting for someone else to point them out. The restaurant was quiet compared to the line at Lekko just down the hall. And while MOKKA’s f...

Staycation, Wedding Edition

Sometimes the best kind of joy doesn’t come from running away. It comes from choosing to be fully present somewhere new, even if it’s still in your own city. Some weekends don’t just rest your body; they quietly reset your spirit too. Saturday, October 4, 2025. The day I’d been waiting for finally arrived: staycation day with my husband! It had been ages since our last one. Unless you count that time I stayed overnight at the hospital (which I don’t, thank you very much). This time, we had a much better reason: a wedding. Since the venue was quite far from home, we figured, why not make a little weekend out of it? After finishing some work and a blog post (because apparently, I can’t truly rest without typing something first), we headed out at noon to... drumroll... PIK 2. Predictably, it was scorching. The kind of heat that makes you question all your life choices. But honestly, I’d missed the seaside vibe too much to complain, fake or not. We parked at The Land’s End, and after walki...

What's the point of wealth?

Sometimes the mind gives up long before the body does. And sometimes, the body quietly follows the signals the mind keeps whispering. Today’s event reminded me that resilience isn’t just about having strong savings, but also having a strong brain. Every year, I get invited to   Permata Wealth Wisdom , kind of like my annual “school trip” to The Ritz-Carlton Pacific Place . This year’s theme:   Resilient Wealth, Confident Future.   I arrived at 9:30, just in time for the keynote speech by Airlangga Hartarto , Coordinating Minister for Economic Affairs . The topic:   Navigating Indonesia’s Economy Amid Global Shifts .   Basically, he talked about how Indonesia’s economic resilience relies on innovation, infrastructure, and inclusive growth. Then came the talk show, moderated by my friend Aline Wiratmaja , with the panelists: Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) , the former Governor of Jakarta , with his trademark blunt honesty. Josua Pardede , Chief Economist of Permata...

Saya Nuniek Tirta, bukan ((hanya)) seorang Istri Direktur

Catatan penting: untuk mencapai pemahaman penuh, mohon klik dan baca setiap tautan.  Awalnya adalah pertanyaan . Membuahkan suatu jawaban .  Diposting di akun pribadi, seperti yang biasa saya lakukan sejak hampir 15 tahun lalu , bahkan sebelum Mark Zuckerberg membuat Facebook.  Jawaban yang juga autopost ke facebook itu menjadi viral, ketika direshare oleh lebih dari 20ribu orang, dengan emoticon lebih dari 38ribu, dan mengundang 700++ komentar. Kemudian menjalar liar, ketika portal-portal media online mengcopas ditambah clickbaits.  Tidak ada media yang mewawancara saya terlebih dahulu ke saya kecuali satu media yang menghasilkan tulisan berkelas dengan data komprehensif ini .   Well, ada juga yang sempat email ke saya untuk meminta wawancara, tapi belum sempat saya jawab, sudah menurunkan berita duluan selang sejam setelah saya posting foto di bustrans Jakarta .  Selebihnya... Tidak ada yang konfirmasi terlebih d...

Going Home with a 270 Million Bill and a Prayer

Thursday, August 21, 2025 This is it! The day I finally got discharged after 10 nights in the hospital. After surviving ESWL for kidney stones + laparoscopy for appendix + mini laparotomy for myom and uterus removal.  In the morning, Dr. Eko came by with the golden ticket: “You can go home today.” And previously, Dr. Ong team also said the same. Finally! I’d been waiting for that sentence like a kid waiting for recess. Of course, it’s never as simple as “the doctor said I can go home.” Nope. There’s a whole backstage performance involving the nurses, admin, pharmacy, and let’s not forget the insurance company. Meanwhile, my husband was busy running back and forth between the hospital room and the car, carrying bags, while I reminded him, “Don’t forget to buy bread for the nurses and staff.”  Doctor on duty replaced the dressing on my laparoscopy wounds, but left the laparotomy one alone. Too wet, too risky. I didn’t even argue, I’m just glad someone else was brave enough to de...

A Series of Plot Twists

Today felt like an indie film directed by the universe itself. Every scene had a sudden   plot twist , and I was just the confused yet slightly amused main character, improvising my way through. Plot twist number one: I was supposed to go to Jakarta Premium Outlet to find something to wear for Saturday. But! My husband suddenly had an offline meeting. Plot twist number two: I wasn’t planning to join him, but he suggested I come along and wait at a café. Better than being home alone, I thought. Plot twist number three: he assumed the meeting was in Tangerang, just thirty minutes from BSD. Nope. Kuningan. More than an hour’s drive.  Plot twist number four: Hungry in the car because we’d only had brunch, we planned to grab snacks. But I missed the exit, got sucked into the toll road, and ended up snackless and pretty starving. Plot twist number five: I landed at one of my favorite places, Erasmus Huis. I read a book in the library and ordered food at the little Dutch café. Just a...

Not Winning, Still Blooming

Every year, my husband and I get invited to the BCA Wealth Summit at the Grand Ballroom Kempinski, Jakarta. Same venue, same buzz, same format, even the same familiar faces. One of them is Ko Michael, who insists on   not   being called “Pak” because it sounds too old, hehe. It’s always nice to catch up with him, exchanging updates on investments, startups, and the comfort of knowing we’re still orbiting in the same world. With ko Michael the owner of King Foto Indonesia at BCA Wealth Summit One of the things that always makes the Summit worthwhile are the sessions that stretch my mind. Mari Elka Pangestu, Vice Chairwoman of the National Economic Council, talked about   The New Trade Paradigm and Its Implications to Indonesia .   One line stayed with me: in a world shifting from globalization to regional blocs, Indonesia needs to think less like a passive participant and more like a proactive designer of its role. It reminded me that wealth is not just about assets,...