Skip to main content

Perawatan wajah dan cerita masa muda




Andaikata blog dan social media saya punya semacam FAQ (Frequently Asked Question, alias pertanyaan yang paling sering ditanyakan), sudah pasti di urutan pertama akan bertengger pertanyaan:

"Pakai produk perawatan wajah apa?" 

Banyaaaakkk banget follower instagram / facebook / twitter saya yang nanya gitu, dan minta saya mengulasnya. Saya bilang sabar, tunggu tanggal mainnya. Tapi sebelum saya jawab pertanyaan itu, saya mau mengenang masa muda dulu ah.. 


Jadi begini cucuku...

Waktu pertama kali ngeblog 15 tahun lalu, usia saya masih 21 (yak silakan dihitung usia saya sekarang berapa, pinterrrr). Jadi jangan heran kalo gaya bahasanya masih 4I_aY 4b3zzz.. (eh ga separah itu juga sih, hehe). Tapi ekspresi nulisku di masa-masa itu masih pure banget, nyaris tanpa filter. Jadi kalo dibaca lagi sampai sekarang pun masih berasa seru sendiri. Kayak lagi nonton film dokumenter pribadi. Kadang bikin ketawa ketiwi sendiri, kadang bikin mikir, kadang bikin sedih... Campur aduk. Di sepanjang tahun 2002 itu memang seperti roller coaster. Punya banyaaaakkk banget temen dan banyaaaakkk banget yang menggebet tapi hati mentok ke satu orang doang. #eaaaa Seru deh.   


Di tahun yang sama saya dan sahabat saya Udhien membangun komunitas blogger pertama yang aktif gathering hampir tiap minggu, Blogbugs Community. Dengan motto "Even in cyber world, we can find true friendship", Blogbugs berkembang menjadi komunitas blogger terbesar pada masanya. Bahkan sempat bikin majalah dan direktori blog segala, yang salah satu kontributornya adalah Raditya Dika. Tahun berikutnya, Blogbugs mengadakan gathering nasional di Wisma Coolibah Puncak. Ada 60 peserta yang ikut acara selama 3 hari 2 malam itu. Dari ke-60 peserta, beberapa di antaranya sukses jadian bahkan lanjut hingga ke pelaminan, termasuk salah dua di antaranya adalah saya dan suami, hehehe. See, even in cyber world we can find true love. #ihik 
























Sejak umur 18, saya sudah determined banget dengan relationship goals saya saat itu: pingin punya suami yang pinter, dewasa, anak pertama, lalu nikah di usia 26, punya anak usia 27. Eh semua kesampaian, malah waktunya kecepetan setahun. Lalu bikin goals baru, punya rumah. Targetnya sih 5 tahun setelah nikah. Eh dikasih rejeki, begitu anak pertama lahir langsung dapet rumah. Trus nambah lagi dong ya, karena waktu itu pake mobil mertua, pingin punya mobil sendiri nih. Ehhh setelah anak kedua lahir, dapet tuh mobil baru hasil jerih payah berdua. Kata orang banyak anak banyak rejeki terbukti di kita, sayangnya suami ga mau nambah rejeki eh anak lagi :p Tahun 2012 pernah nulis tentang mobil impian selanjutnya, ehhh 3 tahun kemudian kesampaian jugaaa. Dapat setengah gratis lagi dari perusahaan suami :)) 


Dari segi karir juga nggak kalah determined. Sejak usia 9 tahun udah tau pingin jadi sekretaris, karena mikirnya sekretaris itu pasti dibutuhin semua perusahaan jadi bisa masuk ke bidang apa aja. Jadi ketika temen2 lanjut ke SMA, saya lanjut ke SMEA (sekarang namanya SMK) jurusan sekretaris. Pas lulus, yg lain berlomba2 ikut UMPTN (sekarang namanya SBMPTN -eh bener ga ya? Ganti2 mulu sih), saya kekeuh cuma mau ikut tes masuk Aksek/LPK Tarakanita. Saya bilang, kalo ga lulus mending ngulang tahun depan sampe masuk. Untungnya sekali tes langsung lulus. Belum lulus kuliah, saya udah diterima kerja. Jadi paginya masih ikut ujian hari terakhir, siangnya langsung masuk kerja hari pertama :)) 


Sudah tercapai cita2 jadi sekretaris, pengen upgrade lagi ke tingkat lebih tinggj. Lanjutlah kuliah Sabtu Minggu jurusan PR & Marcomm dengan biaya sendiri. Gaji sebulan waktu itu cuma 1,5jt dipakai buat bayar uang kuliah 850rb :)) Terus pindah kerja ke perusahaan lama jadi Marcomm dengan gaji naik banyak, alhamdulillah. Terus dibajak ke perusahaan minyak, naik lagi lebih banyak, haleluyah! Setelah belasan tahun berkarir jadi pekerja kantoran, terpaksa berhenti demi anak kedua yang sering dehidrasi karena tidak bisa minum selain ASI dan tidak bisa diperah. Tapi justru ketika saya berani meninggalkan zona nyaman, Tuhan menempa saya agar dipersiapkan memenuhi rencana-Nya yang lebih besar. Jadi, tidak ada penyesalan. 

Kalo ada satu hal yang musti saya sesali pada usia 20an, mungkin adalah kurangnya jalan-jalan. Jadi memasuki usia 30 saya bikin cita-cita perbanyak traveling, ehhh sekarang hampir setiap minggu traveling. Minggu lalu ke Bali, minggu ini ke Silangit, minggu depan ke Makassar, minggu depannya lagi ke Jogja. Full sampai akhir tahun :)) And guess what? Hampir semuanya gratis, malah dibayar karena diundang sebagai pembicara. Trus kalo dulu kerja buat belanja, eh sekarang belanja buat kerja :)) 



Nah karena habis nikah nggak sempat bulan madu, jadi kita "membalasnya" dengan cara bulan madu tiap tahun pas ulang tahun pernikahan. Nah seperti biasa aku pasang target lagi kan, pokoknya tahun 2016 mau bulan madu ke Maldives. Ehhh kesampaian lagi, malah kecepetan 2 tahun! Next target hornymoon ke Greece, insya Allah kesampaian tahun depan (udah beli tiketnya, yay!). Lalu pernah juga mimpi pingin ke Amerika, udah nyiapin visa nih mau nebeng trip suami yang katanya bakal diundang Obama. Eh ndilalah suami belum jadi diundang ke sana, saya malah diundang duluan jalan-jalan ke Amerika gratis sama US Dept. of State, malah dikasih uang saku segala, selama hampir sebulan! Bukan cuma jalan-jalan, tapi juga dibukain networking ketemu orang-orang penting. Selain ke Amerika dan kota2 di Indonesia, saya juga pernah diundang ke Korea Selatan dan Irlandia, dengan semua biaya ditanggung pihak pengundang tentunya, karena peran saya sebagai salah satu inisiator komunitas startup terbesar di Indonesia, #Startuplokal Community.


Yah begitulah, ternyata seseru2nya hidup saya di usia 20an, masih lebih nyaman hidup di usia cantik sekarang, jadi buat apa ngayal balik lagi lebih muda ke 10 tahun lalu kan? Apalagi sejak 2 tahun lalu saya kuliah lagi S2 Psikologi Konseling dalam rangka Journey to the Peace of Mind. Ternyata hasilnya sangat berguna untuk perkembangan pribadi saya, termasuk self healing, acceptance, dan menemukan kedamaian pikiran (peace of mind). Hasil pembelajarannya yang biasa saya share di facebook atau tumblr saya, tak disangka banyak mendapat apresiasi positif dari teman2 dan followers saya. Tidak sedikit yang menyampaikan saya telah memberikan inspirasi bagi mereka. Alhamdulillah :) 

Alrite, cukup segitu aja ya dongeng masa mudanya :)) 

Eh jadi dijawab nggak nih, saya pakai produk perawatan wajah apa? :D 



Pengennya sih jawab, "nggak pakai apa2, cukup hati yang bahagia" #ihiy tapi bohong itu kan dosa ya :D Dulu saya tuh denial melulu, mentang2 sering dibilang awet muda jadi serasa forever 22 #hazeg :D Pakai produk kecantikan juga maunya yg buat usia 20an, meskipun kenyataan udah 30an. Padahal udahlah, tanda-tanda penuaan kulit pasti semakin kelihatan di wajah. Garis kerutan bertambah, kekencangan kulit berkurang (bukan sebaliknya ya, hahaha). Jadi ya perawatan kulitnya harus sesuai dengan kebutuhan usianya. 
























Sebelum timeline ramai dengan #usiacantik sebenarnya sudah sejak 2 tahun lalu saya pakai produk ini. Gara2nya waktu balik dari Maldives, entah kenapa wajah saya jadi kusam banget. Saya pernah baca produk ini mengandung centella asiatica, pro-retinol A dan dermalift technology yang dapat mengurangi kerutan sebanyak 27% dan meningkatkan kekencangan sebanyak 35% di 8 zona utama wajah (dahi, di antara alis, kontur mata, kerutan ujung luar maya, pipi, garis senyum, rahang, serta leher). Kalau penasaran silakan dicoba sendiri: L'oreal Paris Revitalift Dermalift


Hasilnya? Ya liat aja deh wajah saya di atas. #eaaa 


DISCLAIMER: Postingan ini disponsori oleh L'oreal namun 100% opini pribadi dari lubuk hati. 


Comments

Widi said…
Trima kasih mbak Nunik mau berbagi cerita2 inspiratif trmasuk soal produk perawatan wajah yg kdng bagi bnyk perempuan jdi rahasia yg enggan untuk dibagi. Sy senang sekali mengikuti cerita2 mbak Nunik di blognya, selalu ada optimisme, semangat dan keceriaan dlm menghadapi menjalani hari2 dan merencanakan masa depan. Kalau bole tahu ke Makassar jdwalnya kpn ya? (Sy tinggal di Makassar), senang sekali kalo bole bertemu atau paling tidak mengikuti secara live acaranya mbak. Trima kasih. Salam
Naqiyyah Syam said…
Mbk Nuniek, bangga bisa kenalan dengan Mbkk, banyak mbk menjadi cerminan bahwa mimpi bisa jadi kenyataan dengan kerja keras dan doa. Salut ya suami juga mendukung. Aiih makin cantik deh Mbk di #UsiaCantik.
Lianny said…
Nuniek wajahnya kinclong banget, cantiiiik, kayak belum 30 th. Smoga makin sukses ya di Usia Cantik.
Lianny said…
Nuniek wajahnya kinclong banget, cantiiiik, kayak belum 30 th. Smoga makin sukses ya di Usia Cantik.
Hai, saya ke Makassar weekend depan. Acara saya hari Sabtu. Kalau mau silakan email saya ke nuniek@nuniek.com nanti saya masukkan guest list, karena pendaftarannya sudah ditutup :)
Dwina said…
Hai, mba Nuniek... Keren loh kamyu.
lubena said…
Aiih.. Selalu kece deh tiap baca postingannya, ga di blog, ga di medsos, keren banget sih Mbak kamu.
lubena said…
Aiih.. Selalu kece deh tiap baca postingannya, ga di blog, ga di medsos, keren banget sih Mbak kamu.
Ophi Ziadah said…
Waah seru bangeeet cerita hidupnya mba...sdh ngeblog dan berkomunitas sejak 15 tahun lalu...
Hmmm...luar biasa
Alhamdulillah semua mimpi terwujud dg mudahnya yaa
Dan pastinya makin syantik di usiacantik
Keep inspiring...
Tuty Queen said…
Aahh..ternyata 3 tahun lebih muda dari aku, aku kirain masih dibawah 30thn, suerr.
Unknown said…
Mbak Nunieeeek, aku padamu deh, kagum dg pencapaian2nya, semoga bisa mengikuti jejak, Aamiin.
Sukses selalu dan tetap cantik di #usiacantik ya mbak :)
@mirasahid said…
Makin ke sini, wajahmu itu makin kinclong mba. Mungkin ada benarnya juga soal hidup lebih ikhlas yaa. Yuk ah kapan kita ngopcan lagi? ��
nchie hanie said…
Cerita masa muda yang oke banget niy Mbaa.
Moga di usia cantik ini makin penuh dengan berkarya yaa.

Sukses selalu ya Mbaa!
Sumarti Saelan said…
Ya ampun mbak, bisa dibilang mbak Nuniek sudah jadi dedengkot komunitas blogger sejak baheula *sungkem dulu dan aku mau berguru hahaha

Tapi penampilan teteup nggak kliatan 30 plus pas ketemuan, teteup kliatan belum 30 ajah ^_^
Saya sudah email mba Nunik. Semoga bisa ketemu mba Nunik Sabtu depan. Selalu suka dengan tulisan mbak Nunik.
Siap :) See you this Saturday yaa.
makasih mbaakkk... iya mimpi disertai doa dan usaha hasilnya dahsyat!
makasih mbakkk... aminnn!
Eryvia Maronie said…
Keren pencapaiannya mbak Nuniek! Bikin mupeng..hihii.

Salam kenal dari saya Ery, sesama emak blogger #usiacantk & sampai ketemu di Makassar hari Sabtu ;)
fuad said…
mama sukses ya mbak hahah. salam kenal dari travel blogger Pekanbaru
evhykamaluddin said…
Keren bangettt... Sukses selalu mba nuniek.. sy evhy dari Blogger Makassar yang ikutan dresscode biru-biru waktu acara tiket.com.. kapan-kapan bikin lagi dong mba acara buat blogger tentang rate card, personal branding, dll yg berhubungan dengan itu.. seru banget soalnya ;)
erny's journal said…
Seru baca ceritanya mbak. Tapi learning yang aku ambil dari cerita ini adalah beranilah bermimpi! Kadang Kuasa Tuhan di luar nalar untuk mewujudkan impian kita. Soal awet muda, iya lho aku kira Mbak Nuniek baru 30. Haha. Kalau aku awet tua, 22 tahun tp masti dikira udah 25 an haha.
I am Anita said…
Halo mba Nuniek yang selalu cantik, salam kenal y mba. Kemarin pas ada acara di Hotel Melia Makassar, aq telat dapat infonya, jadilah gak ikutan acara Ngopi Barengnya *sayangg bgtt
Tapi dari mba Mugniar, aq jadi tahu sosok mba Nuniek, sampai bisa komentar disini, wah seneng bgt deh. Semoga kalau mba Nuniek ke Makassar, bisa kopdaran y :)
Stay cantik mba Niek :)
Ndy Pada said…
Wah jadi tau resep cantik dan wajah selalu fresh ala Mba Nuniek :)
4 Tahun lalu bertemu di Jakarta, dan baru ketemu lagi di Makassar beberapa hari lalu, makin cantik, makin fresh :)
Astin Astanti said…
Dulu saya malah enggak pingin jd sekertaris jaman SMP, tapi ditunjuuk sama teman teman, karena tulisan tanganku bagus.

Ya susah dech, aku kerja kan dengan penuh suka cita. Malah jd di kenal guru guru bidang studi.

Sekarang aku sudah dewasa, memilih perawatan kulit wajah, bukan main ditunjukin orang, tapi disesuikan dengan Jenis kulitku.

L'Oreal juga merupakan salah saty produk yang aku pakai, tapi baru shamphonya sajaaa..

Popular posts from this blog

Saya Nuniek Tirta, bukan ((hanya)) seorang Istri Direktur

Catatan penting: untuk mencapai pemahaman penuh, mohon klik dan baca setiap tautan.  Awalnya adalah pertanyaan . Membuahkan suatu jawaban .  Diposting di akun pribadi, seperti yang biasa saya lakukan sejak hampir 15 tahun lalu , bahkan sebelum Mark Zuckerberg membuat Facebook.  Jawaban yang juga autopost ke facebook itu menjadi viral, ketika direshare oleh lebih dari 20ribu orang, dengan emoticon lebih dari 38ribu, dan mengundang 700++ komentar. Kemudian menjalar liar, ketika portal-portal media online mengcopas ditambah clickbaits.  Tidak ada media yang mewawancara saya terlebih dahulu ke saya kecuali satu media yang menghasilkan tulisan berkelas dengan data komprehensif ini .   Well, ada juga yang sempat email ke saya untuk meminta wawancara, tapi belum sempat saya jawab, sudah menurunkan berita duluan selang sejam setelah saya posting foto di bustrans Jakarta .  Selebihnya... Tidak ada yang konfirmasi terlebih d...

Sunday at IdeaFest: Purbaya, Agak Laen!

A full day at IdeaFest 2025 with Agak Laen, Purbaya, Ben Soebiakto and Bilal Faranov. Laughter, insight, and creativity everywhere.

What I Learned from Timothy Tiah - Founder of Nuffnang

Last Sunday when I entered VIP room at JWEF , I was introduced to this guy with his mini version boy on his lap, and his pretty wife with white top and red skirt. We had chit chat and he told me he’d be in Jakarta this Tuesday, and I told him that we’d have 57th #Startuplokal Monthly Meetup on Tuesday night.  To be really honest, only a very few did I know about him until he shared his amazing story on JWEF stage a few minutes later, and get inspired that I took note and now share this with you all.  Timothy Tiah founded Nuffnang with Cheo Ming Shen at 2006 when he was 22 years old, with 150k RM startup capital, partly borrowed from his father. He simply founded it because there’s nobody built it before, while the demand was actually there. The site was launched in February 2007. Sales ≠ cashflow On earlier years, although Nuffnang sales highrocketed, the cashflow was poor. At one point he only has 5k left in bank, while there were invoices need to be paid out urgently. He came to Hon...

What if peace had an address?

An early trip to Puncak leads to riverside calm, local kindness, and quiet joy. 

What's the point of wealth?

At Permata Wealth Wisdom, lessons on economy and neurology collide; revealing that true resilience begins with a connected, healthy mind.

A Series of Plot Twists

A day full of unexpected turns becomes a reminder to embrace life’s plot twists with humor, grace, and gratitude; because detours make the best stories.

Staycation, Wedding Edition

A simple staycation turns magical; with seaside noodles, wedding joy, hotel robots, and small surprises that quietly reset the soul.

The Waiting Room of Life

There are few things in life that test our character more than waiting. Not the kind of waiting where you’re stuck in traffic with your favorite playlist on, but the heavy kind; waiting without certainty. The waiting that weighs on you because you don’t know if it will end tomorrow, next month, or next year. I’ve been thinking a lot about this today because something big just wrapped up. A long-awaited promise was finally fulfilled. And in the process, I witnessed firsthand how differently people behave when placed in the uncomfortable chair of “ the waiting room of life. ” Imagine a waiting room where everyone has been told their name will be called someday, maybe soon, maybe late. You’d see at least two kinds of people. Some people sit quietly, open a book, maybe start a new project on the side while glancing occasionally at the clock. They don’t need to narrate their suffering to the entire room.  They choose dignity over drama.  They know that patience doesn’t have to be ...

How Do You Raise a Kid Who Doesn’t Need Raising?

A reflection on parenting teens: learning to step back, trust their wings, and find peace in watching your children grow into who they’re meant to be.