Skip to main content

Kenapa Saya Suka Pakai Uber

Ketika Uber pertama kali beroperasi secara resmi di
Jakarta bulan Agustus 2014, saya dan suami diundang ke pesta peluncurannya di
The Plaza, Thamrin. Sebagai undangan, kami dijemput dan diantar pulang gratis
menggunakan armada yang disediakan Uber melalui aplikasinya. Karena waktu itu
baru ada Uber Black, jadi kami diantar jemput pakai mobil2 sedan mewah seperti
Mercedes E-Class dan Camry. Sejak merasakan kemudahannya, kami jadi ketagihan
pakai Uber :D

Belum tau apa itu Uber? Uber adalah
perusahaan rintisan dan perusahaan jaringan transportasi asal San Francisco,
California, yang menciptakan aplikasi bergerak yang menghubungkan penumpang
dengan sopir kendaraan sewaan serta layanan tumpangan.  Saat ini Uber
sudah beroperasi di 67 negara.

Belum tau juga gimana
cara pakai Uber? Baca lengkapnya  di sini yaaJangan
lupa masukin kode promo NUNIEKT untuk dapetin kredit 75ribu! 
:D

Nah, kenapa saya suka banget pakai Uber?
Berikut ini alasan utamanya.

1.       Hemat & efisien 
Dulu saya dan suami selalu menggunakan jasa sopir pribadi yang digaji sesuai
standar UMR setiap bulannya. Itu di luar uang lembur dan uang makan harian.
Sejak ada Uber, saya jarang minta dia antar jemput saya karena lebih efisien
pakai Uber. Begitu ia berhenti kerja, kami malah bersyukur dan tidak mencari
penggantinya. Jadi kami hemat banyak banget setidaknya 3jutaan sebulan untuk
sopir, hemat bensin dan uang parkir pula. Plus, nggak perlu pusing kalau sopir
nggak masuk karena sakit atau kalau istrinya minta pinjaman uang. Hassle free
and no more drama!

2.       Cashless, Praktis! 
Enaknya pakai Uber itu, kita nggak perlu bayar pakai uang tunai dan nggak perlu bawa kartu kredit secara fisik. Jadi buat saya
yang sering ketinggalan dompet ini, Uber sering jadi penyelamat karena saya
tetap bisa ke mana-mana naik Uber. Beberapa kali ke luar negeri seperti
Malaysia dan Singapura, kami nggak perlu tukar uang karena selalu naik Uber dan
pakai kartu kredit untuk makan. Bahkan waktu mau bayar belanjaan sepatu di
Clark Quay Singapura minggu lalu, saya dan suami baru sadar ketinggalan dompet
di Sofitel Sentosa tempat kami menginap! Jadi kami bisa sampai sana itu ya
karena Uber, dan pulangnya lagi-lagi diselamatkan oleh Uber :)

3.       Aman  
Sebelum ada Uber, suami hanya merekomendasikan saya naik taksi biru untuk
alasan keamanan. Tapi aplikasi taksi biru tidak secanggih Uber dalam banyak
hal. Salah satunya, dengan Uber saya bisa share ke suami rute perjalanan saya,
jadi dia bisa cek secara real time saya sudah sampai mana, dan jam berapa
kira-kira sampainya. Setahun lebih pengalaman saya naik Uber, belum pernah
sekalipun ada kasus keamanan (dan semoga jangan pernah ya!). And you know what?
Setiap sopir dan maksimal 3 penumpang Uber   dilindungi oleh asuransi.

4.       Nyaman 
Karena armada Uber-X adalah mobil non-taksi, jadi ya serasa naik mobil pribadi.
Bayangin, bisa gonta ganti mobil dan sopir tiap hari dengan ongkos yang lebih
murah dari taksi :D Bahkan di beberapa mobil yang saya tumpangi disediakan
permen dan air mineral gratis. Malah ada yang sampai menyediakan charger segala
:)) Enaknya lagi, kebanyakan mobilnya adalah 7 seater, jadi nggak masalah kalau
naik serombongan :D

5.       Selalu ada cerita baru 
Setiap naik Uber saya suka ajak ngobrol pengemudinya, dan selalu menemukan cerita
baru soal latar belakang dan pekerjaan mereka sebelumnya. Ada yang memang
dulunya berprofesi sebagai sopir, ada yang masih mahasiswa, ada yang kerja
sambilan sebelum/sesudah pulang kantor, ada yang pensiunan, ada yang ibu rumah
tangga, ada yang agen properti, bahkan ada yang tadinya sudah bos di suatu
perusahaan tapi karena tidak mau dimutasi jadi banting setir join Uber sambil
isi waktu. Kadang saya bagikan cerita2 ini di sosial media saya dengan hashtag
#uberstory .

Saking seringnya naik
Uber dan share di sosial media, banyak teman-teman yang bertanya ke saya soal
Uber. Sampai ada beberapa yang bilang saya pantas jadi Uber ambassador,
hahaha… Pro kontra pasti ada, namanya juga inovasi baru yang membawa
perubahan. Soal itu biarlah dari pihak Uber saja yang resmi mengklarifikasi,
saya hanya ulas dari sisi pengguna saja. Yang jelas, buat saya Uber sangat
membantu saya dalam hal mobilitas dan membantu mengurai kemacetan (karena 1 mobil pribadi untuk kepentingan 1 orang, sedangkan 1 mobil Uber bisa untuk kepentingan belasan orang.

Comments

Popular posts from this blog

Saya Nuniek Tirta, bukan ((hanya)) seorang Istri Direktur

Catatan penting: untuk mencapai pemahaman penuh, mohon klik dan baca setiap tautan.  Awalnya adalah pertanyaan . Membuahkan suatu jawaban .  Diposting di akun pribadi, seperti yang biasa saya lakukan sejak hampir 15 tahun lalu , bahkan sebelum Mark Zuckerberg membuat Facebook.  Jawaban yang juga autopost ke facebook itu menjadi viral, ketika direshare oleh lebih dari 20ribu orang, dengan emoticon lebih dari 38ribu, dan mengundang 700++ komentar. Kemudian menjalar liar, ketika portal-portal media online mengcopas ditambah clickbaits.  Tidak ada media yang mewawancara saya terlebih dahulu ke saya kecuali satu media yang menghasilkan tulisan berkelas dengan data komprehensif ini .   Well, ada juga yang sempat email ke saya untuk meminta wawancara, tapi belum sempat saya jawab, sudah menurunkan berita duluan selang sejam setelah saya posting foto di bustrans Jakarta .  Selebihnya... Tidak ada yang konfirmasi terlebih d...

Sunday at IdeaFest: Purbaya, Agak Laen!

A full day at IdeaFest 2025 with Agak Laen, Purbaya, Ben Soebiakto and Bilal Faranov. Laughter, insight, and creativity everywhere.

What I Learned from Timothy Tiah - Founder of Nuffnang

Last Sunday when I entered VIP room at JWEF , I was introduced to this guy with his mini version boy on his lap, and his pretty wife with white top and red skirt. We had chit chat and he told me he’d be in Jakarta this Tuesday, and I told him that we’d have 57th #Startuplokal Monthly Meetup on Tuesday night.  To be really honest, only a very few did I know about him until he shared his amazing story on JWEF stage a few minutes later, and get inspired that I took note and now share this with you all.  Timothy Tiah founded Nuffnang with Cheo Ming Shen at 2006 when he was 22 years old, with 150k RM startup capital, partly borrowed from his father. He simply founded it because there’s nobody built it before, while the demand was actually there. The site was launched in February 2007. Sales ≠ cashflow On earlier years, although Nuffnang sales highrocketed, the cashflow was poor. At one point he only has 5k left in bank, while there were invoices need to be paid out urgently. He came to Hon...

What if peace had an address?

An early trip to Puncak leads to riverside calm, local kindness, and quiet joy. 

Perawatan wajah dan cerita masa muda

Andaikata blog dan social media saya punya semacam FAQ (Frequently Asked Question, alias pertanyaan yang paling sering ditanyakan), sudah pasti di urutan pertama akan bertengger pertanyaan: "Pakai produk perawatan wajah apa?"  Banyaaaakkk banget follower instagram / facebook / twitter saya yang nanya gitu, dan minta saya mengulasnya. Saya bilang sabar, tunggu tanggal mainnya. Tapi sebelum saya jawab pertanyaan itu, saya mau mengenang masa muda dulu ah..  Jadi begini cucuku... Waktu pertama kali ngeblog 15 tahun lalu , usia saya masih 21 (yak silakan dihitung usia saya sekarang berapa, pinterrrr). Jadi jangan heran kalo gaya bahasanya masih 4I_aY 4b3zzz.. (eh ga separah itu juga sih, hehe). Tapi ekspresi nulisku di masa-masa itu masih pure banget, nyaris tanpa filter. Jadi kalo dibaca lagi sampai sekarang pun masih berasa seru sendiri. Kayak lagi nonton film dokumenter pribadi. Kadang bikin ketawa ketiwi sendiri, kadang bikin mikir, kadang bi...
[gallery] Kakek tua ini mondar mandir menjajakan tisu kepada semua orang yang sedang menunggu di Halte Stasiun UI. Tongkat besi membantu langkah kakinya yang hitam keriput. Saya tidak butuh tisu, tapi saya punya selembar duaribuan. Ya bolehlah, siapa tau nanti butuh. Saya berikan lembaran itu, dia serahkan satu bungkus tisu. Kemudian dia duduk persis di samping saya. Menaikkan kaki, merogoh sesuatu dari kantongnya, kemudian… Memantik api dan menyalakan sebatang dji sam soe. Aduh kakek, jadi capek2 jualan uangnya buat dibakar ngerusak tubuh doang? Rabu, 24 Februari 2015 Universitas Indoesia Nuniek Tirta

A Series of Plot Twists

A day full of unexpected turns becomes a reminder to embrace life’s plot twists with humor, grace, and gratitude; because detours make the best stories.

What Happens When You Dare to Ask?

From a random DM to a mentoring journey and unexpected blessings, this story shows the real meaning behind “Ask, and it will be given to you.”

Day Out & Deep Convo

A day of meaningful connections, from lunch with a friend to deep talks on love, instinct, and wisdom that reveal what true happiness really means.

Staycation, Wedding Edition

A simple staycation turns magical; with seaside noodles, wedding joy, hotel robots, and small surprises that quietly reset the soul.