DINILAI

Sebagai salah satu inisiator komunitas #Startuplokal, saya biasa memberikan welcoming speech setiap ada #Startuplokal meetup. Pertemuan bulanan sejak April 2010 itu biasanya dihadiri sekitar 50-150 orang. Dan saya sudah jarang sekali grogi.

Namun semalam, ketika saya melakukannya di hadapan 10 orang dalam kelas public speaking TalkInc, saya merasa grogi dan canggung sekali. Aneh! Rasanya kesal sama diri sendiri, gitu aja kok grogi sih?

Padahal jelas saya sudah menguasai apa yang ingin saya sampaikan. Sudah sering melakukannya juga bertahun-tahun. Dan sudah belajar teorinya juga di kelas sebelumnya kan?

Nah! Itu dia masalahnya. Karena saya sudah belajar teorinya, materinya, maka terpatri di otak saya bahwa presentasi saya diharapkan sesuai dengan teori dan materi itu. Dan itu yang bikin saya grogi!

"Presentasi ini akan dinilai berdasarkan materi-materi yang sudah disampaikan dalam pertemuan sebelumnya." Kalimat yang tertulis di buku panduan itu nyangkut di otak. Dan kesalahan saya adalah tidak memfilter itu, malah membiarkannya membatasi saya.



DINILAI. Kenapa saya harus takut dinilai? Kenapa penilaian begitu penting? Kenapa merusak kesenangan demi mengejar nilai "kesempurnaan"? Sebentar, siapa pula yang bilang nilainya harus bagus, harus sempurna? Sempurna di mata siapa?

Jika mempelajari sesuatu malah membuat saya membatasi diri, maka itu melawan tujuan saya belajar. Bahwa seharusnya, saya harus bisa lebih menguasai diri dan melakukan presentasi lebih enjoyable lagi. Bukan karena takut dinilai :)

Public speaking is art. Public speaking is about mastering imperfection. And so, as our facilitator Bona said last night: "Don't forget to enjoy!"

Post a Comment

0 Comments