Skip to main content

Gathering Perdana Indonesia Lifestyle Digital Influencers

Apa sih influencers itu? 

Influencers adalah, menurut Thesaurus, orang-orang yang memiliki kemampuan mempengaruhi banyak orang, baik melalui media sosial maupun tradisional media. Dari sisi bisnis, seseorang dapat disebut influencer jika ia memiliki kemampuan untuk mempengaruhi keputusan seseorang dalam membeli sesuatu. Biasanya, influencer sering dimintai pendapat, arahan, ilmu, atau opini tentang suatu bidang.

"True influence drives action, not just awareness". ~ Jay Baer ~

Tiga hari lalu, tulisan saya di Facebook pribadi menjadi viral dan dishare oleh lebih dari 18ribu orang, dengan lebih dari 33ribu emoticons. Tulisan itu lahir dari rasa tanggungjawab pribadi saya sebagai seorang lifestyle influencer (yang memang sering dibayar hanya untuk pamer), untuk mengedukasi para follower saya supaya tidak bergayahidup melampaui kemampuan (finansial) mereka, seperti yang telah saya tulis sebelumnya di sini. Beberapa portal mengcopy paste tulisan itu dan diberi judul yang baitclick supaya lebih heboh. Bukan hanya kebanjiran friend request dan new followers di instagram, banyak sekali pesan masuk di inbox saya yang memberikan testimoni bagaimana tulisan saya mempengaruhi pola pikir dan bahkan tindakan mereka.

Indonesia Lifestyle Digital Influencers (ILDI) is a melting pot for Indonesian bloggers, vloggers, facebook / twitter / instagram users who like to share everything related to lifestyle (travel, food, beauty, fashion, entertainment, decoration, design, art, gadget, tech, etc.). 

Bulan lalu saya membuat group Indonesia Lifestyle Digital Influencers di Facebook. Out of the blue, seperti dapat wangsit saja saat Subuh, dan langsung saya buat saat itu juga. Ini merupakan komunitas keempat yang saya buat, setelah komunitas anak gaul Jakarta #BCBar (2000), komunitas blogger Indonesia Blogbugs (2002), dan komunitas penggiat startup Indonesia, #Startuplokal (2010). Agak berbeda dengan komunitas2 sebelumnya, ILDI ini tidak terbuka untuk umum; untuk menjadi anggota ILDI harus ada rekomendasi dari anggota2 lain yang telah saya kurasi sebelumnya. Ini untuk menjaga kualitas komunitas ILDI itu sendiri sesuai dengan namanya.

ILDI vision: to be the most referred group in finding lifestyle influencers in Indonesia.
ILDI mission: to create culture of positive influence; to influence with dignity, and use the power to influence wisely. 

Hari ini, terselenggara gathering perdana ILDI dengan tuan rumah OLX Indonesia, bareng program mereka #JalanJajanOLX. Selama 2 jam acara berjalan santai dan lancar. Saya share tentang mengapa saya buat group ini, visi misi dan rencana2 menarik ke depan (fyi, sudah banyak brand yang antri untuk kerjasama, yay!). Karena hasil polling mayoritas menginginkan ada bahasan tentang Personal Branding, maka saya meminta Ollie untuk share tentang topik tersebut. Ada juga Mas Aan dari OLX yang banyak membantu untuk mewujudkan acara hari ini. Selain itu tentunya perkenalan sesama anggota, dan harapan mereka terhadap group ini. Tiap peserta yang datang mendapatkan goodie bag menarik dari OLX, makan siang dari Chick 'n Roll. Juga ada doorprize untuk twitter / FB / instagram post terbaik, yang nantinya mendapatkan hadiah belanja masing2 500ribu rupiah. Eh, ada acara tuker kado #bekasjadiberkah juga loh! Aku dapat speaker, yaayy.

Terima kasih teman2 yang sudah datang hari ini. Foto2 lengkapnya silahkan lihat dan download di Google photos saya ya :) Sampai ketemu di gathering selanjutnya!














Comments

Risalah Husna said…
Terima kasih atas kesempatannya mba.. Jadi bagian dari ILDI jadi bagian menyenangkan dalam perjalanan ngeblog saya. Semoga ILDI terus eksis yaaa :)
Unknown said…
Terima kasih mbak nuniek sudah menjadi bagian dari ILDI. Dan senang bangat kemaren nambah ilmu dan teman-teman yang menyenangkan. Ditunggu pertemuan berikutnya yach.
Unknown said…
Gimana ya caranya gabung ILDI? Saya blogger, masih baru tinggal di Jakarta. Pengen ssekali bisa bergabung dengaan komunitas-komunitas di Indonesia. Sebelum ini saya tinggal dan bekerja di Malaysia.
Unknown said…
Seru sekali! Terima kasih ya Nuniek sudah kumpulin kita dalam group ini :)
Aira Kimberly said…
Seneng banget bisa gabung di ILDI. Apalagi hastag #bekasjadiberkah aku banget, tuh!:D
Moga-moga #bekasjadiberkah bisa meng-Indonesia. Aamiin
Alma Wahdie said…
Inspiring banget, Mbak. Saya abis baca postingan mbak @April Hamsa tentang sale stock yang visinya itu bikin kagum. So inspiring lah. Trus disebut tentang ILDI. Wah, keren. Dan akhirnya liat postingan mba Nuniek deh.

Masih baru di dunia blog. Gimana caranya mau ikut ILDI, mbak? Biar bisa ikut gabung share positive things :)

Salam kenal :)

Popular posts from this blog

Saya Nuniek Tirta, bukan ((hanya)) seorang Istri Direktur

Catatan penting: untuk mencapai pemahaman penuh, mohon klik dan baca setiap tautan.  Awalnya adalah pertanyaan . Membuahkan suatu jawaban .  Diposting di akun pribadi, seperti yang biasa saya lakukan sejak hampir 15 tahun lalu , bahkan sebelum Mark Zuckerberg membuat Facebook.  Jawaban yang juga autopost ke facebook itu menjadi viral, ketika direshare oleh lebih dari 20ribu orang, dengan emoticon lebih dari 38ribu, dan mengundang 700++ komentar. Kemudian menjalar liar, ketika portal-portal media online mengcopas ditambah clickbaits.  Tidak ada media yang mewawancara saya terlebih dahulu ke saya kecuali satu media yang menghasilkan tulisan berkelas dengan data komprehensif ini .   Well, ada juga yang sempat email ke saya untuk meminta wawancara, tapi belum sempat saya jawab, sudah menurunkan berita duluan selang sejam setelah saya posting foto di bustrans Jakarta .  Selebihnya... Tidak ada yang konfirmasi terlebih d...

Sunday at IdeaFest: Purbaya, Agak Laen!

A full day at IdeaFest 2025 with Agak Laen, Purbaya, Ben Soebiakto and Bilal Faranov. Laughter, insight, and creativity everywhere.

What I Learned from Timothy Tiah - Founder of Nuffnang

Last Sunday when I entered VIP room at JWEF , I was introduced to this guy with his mini version boy on his lap, and his pretty wife with white top and red skirt. We had chit chat and he told me he’d be in Jakarta this Tuesday, and I told him that we’d have 57th #Startuplokal Monthly Meetup on Tuesday night.  To be really honest, only a very few did I know about him until he shared his amazing story on JWEF stage a few minutes later, and get inspired that I took note and now share this with you all.  Timothy Tiah founded Nuffnang with Cheo Ming Shen at 2006 when he was 22 years old, with 150k RM startup capital, partly borrowed from his father. He simply founded it because there’s nobody built it before, while the demand was actually there. The site was launched in February 2007. Sales ≠ cashflow On earlier years, although Nuffnang sales highrocketed, the cashflow was poor. At one point he only has 5k left in bank, while there were invoices need to be paid out urgently. He came to Hon...

What if peace had an address?

An early trip to Puncak leads to riverside calm, local kindness, and quiet joy. 

Perawatan wajah dan cerita masa muda

Andaikata blog dan social media saya punya semacam FAQ (Frequently Asked Question, alias pertanyaan yang paling sering ditanyakan), sudah pasti di urutan pertama akan bertengger pertanyaan: "Pakai produk perawatan wajah apa?"  Banyaaaakkk banget follower instagram / facebook / twitter saya yang nanya gitu, dan minta saya mengulasnya. Saya bilang sabar, tunggu tanggal mainnya. Tapi sebelum saya jawab pertanyaan itu, saya mau mengenang masa muda dulu ah..  Jadi begini cucuku... Waktu pertama kali ngeblog 15 tahun lalu , usia saya masih 21 (yak silakan dihitung usia saya sekarang berapa, pinterrrr). Jadi jangan heran kalo gaya bahasanya masih 4I_aY 4b3zzz.. (eh ga separah itu juga sih, hehe). Tapi ekspresi nulisku di masa-masa itu masih pure banget, nyaris tanpa filter. Jadi kalo dibaca lagi sampai sekarang pun masih berasa seru sendiri. Kayak lagi nonton film dokumenter pribadi. Kadang bikin ketawa ketiwi sendiri, kadang bikin mikir, kadang bi...

A Series of Plot Twists

A day full of unexpected turns becomes a reminder to embrace life’s plot twists with humor, grace, and gratitude; because detours make the best stories.

Staycation, Wedding Edition

A simple staycation turns magical; with seaside noodles, wedding joy, hotel robots, and small surprises that quietly reset the soul.

What's the point of wealth?

At Permata Wealth Wisdom, lessons on economy and neurology collide; revealing that true resilience begins with a connected, healthy mind.
[gallery] Kakek tua ini mondar mandir menjajakan tisu kepada semua orang yang sedang menunggu di Halte Stasiun UI. Tongkat besi membantu langkah kakinya yang hitam keriput. Saya tidak butuh tisu, tapi saya punya selembar duaribuan. Ya bolehlah, siapa tau nanti butuh. Saya berikan lembaran itu, dia serahkan satu bungkus tisu. Kemudian dia duduk persis di samping saya. Menaikkan kaki, merogoh sesuatu dari kantongnya, kemudian… Memantik api dan menyalakan sebatang dji sam soe. Aduh kakek, jadi capek2 jualan uangnya buat dibakar ngerusak tubuh doang? Rabu, 24 Februari 2015 Universitas Indoesia Nuniek Tirta

How Do You Raise a Kid Who Doesn’t Need Raising?

A reflection on parenting teens: learning to step back, trust their wings, and find peace in watching your children grow into who they’re meant to be.