Tumbuh Bersama Anak

Anak-anak pernah tanya: “Mommy kenapa kuliah lagi?”

Saya berpikir sejenak untuk menjawab pertanyaan ini.

“Karena belajar nggak kenal usia, dan supaya kita bisa tumbuh bareng sekeluarga.”  

Saya jelaskan konsep tumbuh di sini bahwa tumbuh itu bukan hanya fisik (makin tinggi, makin gendut :p) tapi ada juga tumbuh secara psikologis (makin empati, bijaksana, sabar, penyayang, dll), secara akademis (makin pinter, daya pikir lebih kritis, dll), secara spiritual (makin dekat dengan Tuhan, berdamai dengan diri sendiri, dll).

Saya jelaskan juga, bahwa kita bertumbuh itu bisa melalui berbagai macam cara. Misalnya, daddy bertumbuh melalui pengalaman memimpin perusahaan. Mommy bertumbuh melalui pengalaman mendidik anak-anak, dan sebagai pendidik yang baik tentu juga harus terdidik, jadi itulah kenapa mommy nggak pernah berhenti belajar. Nah anak-anak bertumbuh melalui pengalaman belajar di sekolah, bersosialisasi dengan teman-teman sebayanya, dan kegiatan-kegiatan positif yang membuatnya berani menjalani pengalaman baru.

Contohnya kegiatan Taro Rangers Camp yang diikuti si kakak tanggal 5-7 Mei lalu di Sentul. Mulai dari persiapannya saja, sudah membuat si kakak bertumbuh menjadi anak yang lebih mandiri.  Kemudian kegiatan selama 3 hari 2 malam yang penuh tantangan, telah memberikan si kakak pengalaman untuk menjadi anak yang tangguh, cerdik, dan peduli.

Di hari terakhir waktu anak-anak dipertemukan kembali dengan orangtua, si kakak sudah bisa melihat mommy dari jauh. Semacam ada radarnya saja :D

image

Pas mommy samperin turun ke lapangan, dia langsung menyerbu mommy dengan pelukan erattt. Ternyata dia nangis lhooo.. tapi bukan nangis sedih, melainkan nangis haru dan bahagia bisa ketemu mommy lagi. Kangen berat, katanya. Untung mommy waktu itu pakai kacamata gaya, jadi ga ketauan kalo diem2 mommy nangis juga, hehehe.

image

Selesai acara itu mommy sempet diwawancara, bagaimana rasanya melepaskan anak selama 3 hari 2 malam untuk ikutan Taro Rangers Camp ini. Mommy bilang, karena si kakak memang sudah mandiri sehari-hari jadi mommy nggak terlalu khawatir lagi. Yang penting dia juga hepi dan menikmati acaranya. Ya kan kak?

image

Oya di sana mommy kan ketemu sesama mommy2 blogger yang anak2nya ikutan Taro Rangers Camp juga, ada Swastika Nohara yang nungguin anaknya Sabai, dan Mira Sahid yang nungguin kak Vinka dan dek Zahran. Nah mommy tanya tuh ke mereka bagaimana, mewek nggak? Mereka bilang mewek jugaaa, hahaha… yaiyalah namanya juga kangen anak-anak ya. Tapi seneng kan mereka dapet pengalaman baru. Nih liat, mommy2nya nggak kalah hepi dengan anak2nya, hahaha…

image

Lalu si kakak cerita2 ngapain saja selama 3 hari itu. Ya mirip dengan yang diceritain panitia melalui email. Cuma karena anak sendiri yang cerita rasanya lebih seru saja, karena berdasarkan point of view nya. Ternyata buat si kakak yang paling berkesan adalah waktu pesta barbeque & api unggun, karena ada acara memecahkan pinata dan bubble party di tengah lapangan taman budaya sentul. Serunya!

image

Mommy tanya, kakak kecapean nggak? Dia bilang, ya capek sih, tapi seneng kok. Wah baguslah! Kalo daddynya komentar: kakak item banget! Hahaha iya, di hari kedua yang temanya Aksi Tangguh Taro Rangers itu kan kegiatannya full day outbound activities, jadi ya siap “gosong”. Nggak apa2 dong, namanya juga belajar jadi anak yang tangguh!

Terus sambil tunggu tasnya dibagiin, kita kan jajan dulu nih. Si kakak komentar gini, “Belinya jangan yang pakai styrofoam ya mommy, nggak ramah lingkungan. Kemarin baru aja diajarin”. Wah, habis ikutan Taro Rangers Camp selain jadi tambah tangguh, si kakak jadi tambah peduli lingkungan nih!

Lalu beberapa minggu setelah acara, nggak disangka-sangka, orangtua dapat laporan Personal Review dari panitia Taro Rangers Camp! Isinya tiga halaman deskriptif hasil observasi kakak-kakak rangers, mencakup perilaku dan pencapaian anak. Mirip raport sekolah, tapi tanpa angka. Wah asyik banget mommy daddy jadi tahu deh si kakak bagaimana selama 3 hari camp itu. Selain itu ada juga flashdisk berisi foto-foto aksi Taro Rangers #AnakTangguhIndonesia =)

image

Ohya, selain pengalaman, si kakak tentu saja dapat teman-teman baru di sana. Berarti niat awal mommy daftarin si kakak supaya teman barunya nambah sudah tercapai dong yaa =)) Mudah-mudahan tahun depan diberi kesehatan dan kesempatan untuk bisa ikutan lagi. Yuk daftarin anak-anaknya juga! Supaya nggak ketinggalan info, rajin2 cek di sini http://www.taro.id/

Btw, aksi si kakak dan teman-teman Taro Rangers Camp lainnya sudah bisa ditonton lho di Youtube Channel Taro. Sambil nonton, enaknya sih sambil ngemil Taro Snack yang lezatnya melegenda, ya kaaaannn  :D

Let’s grow together with our kids!

Benar2 tercerahkan oleh seminar BKK di Seminari Alkitab Asia Tenggara ini, khususnya di sesi terakhir tentang Penanganan Gangguan Memori Pada Anak. Bu Winny Soenaryo M.A., OTR/L menyampaikan materi ini dengan sangat baik dan menarik. Tahun depan ada kuliah intensif tentang ini dengan beliau, saya harus ikut!

Beberapa kali saya tertohok mendengarkan pemaparannya. Selain teori, juga langsung praktek dan simulasi, jadi semakin ingat. Saking terpesonanya, saya sampai tidak terpikir untuk memotret beliau. Pas mau posting tulisan ini baru nyadar :))

Beberapa poin penting yang sempat saya catat:

Istilah umum dalam Disabilitas Belajar:
Dyslexia (kesulitan membaca)
Dyscalculia (kesulitan berhitung)
Dysgraphia (kesulitan menulis)
Dyspraxia (kesulitan koordinasi motorik)
Auditory Processing Disorder (kesulitan memproses bahasa verbal)
ADHD (kesulitan memberikan dan mempertahankan perhatian dalam aktivitas belajar atau bermain)

Anak yang mengalami kesulitan belajar belum tentu adalah seorang disabilitas belajar. Disabilitas = sesuatu yang membatasi. Ada kriteria-kriterianya sebelum mereka didiagnosa.

Kebanyakan anak dengan learning disability memiliki IQ di atas rata-rata, tetapi mereka ada kesulitan tertentu dalam belajar.

Disabilitas belajar bukan karena mereka malas, tidak mau belajar, tetapi ada keterbatasan dan disefisiensi dalam otak mereka. Anak2 dengan disabilitas belajar ini bukan hanya kesulitan dalam belajar tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari mereka.

Tom Cruise memiliki kesulitan belajar. Dalam satu kesaksiannya ia bersyukur papanya tidak memaksanya berprestasi di sekolah karena ia sulit baca. Untuk menghafal script, ia menyewa orang untuk membacakannya sembari ia beraktivitas.

Albert Einstein pun begitu. Ia ditolong orangtuanya untuk mengatasi kesulitannya. Ibunya diberi surat oleh gurunya yang mengatakan anaknya punya masalah. Ketika Einstein melihat dan bertanya, ibunya hanya mengatakan tidak apa2, gurumu bilang kamu genius dan lebih cocok belajar di rumah. Padahal yang sebenarnya gurunya bilang Einstein adalah idiot.

Selain orangtua, peran guru untuk menolong anak2 dengan disabilitas belajar juga sangat penting.

Jangan terburu-buru mendiagnosa anak mengalami Learning Disability, sebab bisa saja anak hanya mengalami gangguan memori.

Kemampuan kognisi seseorang sangat dipengaruhi oleh memori mereka. Bagian atensi dan memori ini sejajar.

Short Term Memory (STM) –>> tersimpan kurang dari 15 detik

Long Term Memory (LTM) –>> tersimpan lebih dari 15 detik

Long Term Memory terbagi menjadi:

Episodic: menyimpan memori untuk peristiwa spesifik. Contoh: belajar untuk ulangan. Habis ulangan lupa :p

Autobiographical: fakta pribadi, pengalaman emosional yang signifikan. Contoh: memori masa kecil.

Semantic: tentang dunia sekitar dari pengalaman pribadi. Bersifat lifetime. Contoh: bahasa.

Procedural: jenis keterampilan yang bisa dilakukan secara otomatis. Contoh: nyetir, udah ngga pake mikir :))

Selain STM dan LTM, ada juga Working Memory (Memori Kerja). It works like Sticky Note. Working Memory adalah memori yang harus digunakan saat melakukan pembelajaran.

Kenapa anak ingat dengan detail waktu diajak jalan-jalan, tapi kalau belajar sering lupa? Karena anak cenderung kuat di memori personal dan lemah di memori fakta. Makanya kalo ngajarin anak pakai tools yang sesuai minatnya. Misal, anaknya suka komik, boleh tuh beliin buku komik pengetahuan (Seperti serial Why).

Anak-anak yang kesulitan mengikuti instruksi multi-step biasanya kesulitan dalam working memory.

Semakin teknologi berkembang menyebabkan semakin memori kerja berkurang, dan berakibat pada memori manusia menurun. Sedikit-sedikit cek gadget buat lihat nomor telepon, jadwal, mengingat sesuatu.

Overload informasi dapat menyebabkan memori menurun dan mengakibatkan zone out.

Cari tau strategi memorimu! Apa saja Strategi Memori yg bisa digunakan?

Repetisi. Menulis ulang, mengulang ucapan.

Pengelompokan. Metode chunking (memecah-mecah. Misal: 1234 567 890 instead of 1234567890). Bisa juga pengelompokan berdasarkan kategori (makanan, minuman, pakaian, dll).

Merangkai kata dalam kalimat dan kisah.

Memakai aritmatika. Memakai kartu-kartu untuk mengingat angka.

Metode merangkai cerita. Gunakan keyword untuk mengingat.

Metode mengingat lokasi (kemampuan spasial).

Menggambarkan informasi verbal. Gunakan petunjuk verbal.

Menggambarkan informasi visual. Gunakan petunjuk visual.

Describing & naming.

PENTING:

(!) Jangan paksa anak menggunakan strategi memori sesuai dengan strategi pilihan memori orangtua / guru! Karena tiap orang berbeda. Cari tau apa strategi memori yang sesuai dengan mereka, dan gunakan itu saat membantu mereka belajar.

(!!) Jangan memarahi anak ketika mereka bertanya. Apresiasi keingintahuan anak. Kalau nanya dimarahin, anak jadi males nanya lagi.

(!!!) Jangan bunuh curiosity dan critical thinking anak karena itu adalah skill yang sangat penting bagi bekal kehidupan mereka.

Duh, saya jadi pingin cepat sampai rumah dan peluk anak2 erat2! Minta maaf kalau selama ini mommy sering salah merespon :(

PS: Karena nggak ada foto dosennya, jadi pakai foto teman2 Studi Pastoral aja deh :)

Rabu, 8 Juni 2016
Nuniek Tirta Sari ~ otw home

Taro Rangers Camp 2016

Hari yang telah ditunggu-tunggu datang juga: Taro Rangers Camp Day !

image

Tanggal 5 Mei jam 8 pagi kami sekeluarga sudah berangkat ke Sentul mengantarkan si kakak. Sarapan di jalan untuk mengantisipasi macet karena long weekend. Ternyata benar macet terutama saat antri gerbang tol :D Tapi semuanya tetap semangat!! Ini senyum manis si kakak pas berangkat =)

image

Tiba di sana sekitar jam 9 pagi, ternyata sudah ramai sekali para peserta sibuk daftar ulang di meja registrasi. Kami mencari nama anak sesuai dengan kelompok yang telah diberikan panitia melalui email dan sms ke para orangtua. Selain daftar ulang, juga menitipkan tas bawaan dan panitia memberikan bag tag untuk pengambilan tas saat selesai acara hari Minggu nanti. Oya, semua barang bawaan si kakak cukup dalam satu ransel saja. Dia yang packing sendiri lho! (Baca di postingan sebelumnya) Anak-anak yang lain ada yang bawa koper segala, hihihi :D

image

Usai pendaftaran ulang, setiap peserta mendapatkan satu tas berisi perlengkapan perang camping :D Isinya ada topi, 4 buah kaos, jaket waterproof, slayer dan buku agenda. Lengkap ini buat perlengkapan selama 3 hari ke depan =)

image

Nah terus, mommy dadddynya pada kepo dong, bakal ngapain aja sih selama 3 hari itu? Ini jadwalnya..

Hari pertama, temanya Aksi Peduli Taro Rangers. Ada opening ceremony, share & care, self-awareness & motivation night.

Hari kedua, temanya Aksi Tangguh Taro Rangers. Ada full day outbound activities (character building & team building) dan camp fire night.

Hari ketiga temanya Aksi Cerdik Taro Rangers. Ada final games, closing ceremony, dan mom’s sharing session dengan kakak rangers.

Seru banget ya! Si kakak makin nggak sabar deh mau mulai acaranya aja =)

image

Nah ini pose si kakak siap tempur jadi Anak Tangguh Indonesia di depan pintu masuk Bentara Budaya Sentul, tempat opening ceremony akan berlangsung =)  Iya, si kakak sekarang setinggi ituhhh…

image

Kan, sudah hampir setinggi mommy kan? Itu pun mommy pakai dongkrak sendal ber sol tinggi lhooo… =)) Si kakak peluk mommy sebelum ditinggal pergi, tetap ceria dan semangattt!

image

Foto keluarga duluuu sebelum si kakak dititipkan selama 3 hari 2 malam di Taro Rangers Camp =) Mommy daddy dan si adik mau staycation di hotel daerah Sentul sambil jalan2 hehehe…

image

Meskipun orangtua nggak boleh mengikuti kegiatan anak selama di sana, tapi panitia mengupdate apa saja yang dilakukan anak sejak hari pertama sampai terakhir. Seperti ini nih cuplikannya:

“Acara pembukaan Taro Rangers Camp 2016 dilakukan di tengah hamparan hijau lapangan utama Taman Budaya. Taro Rangers berbaris rapih di bawah arahan kak Hans, Kak Yudi (Host Tayangan Aksi Tanguh Taro Rangers 2016) dan Kak Chaca Fedeica (Host Tayangan aksi Tangguh Taro Rangers 2015). Semua Taro Rangers sudah terlatih dengan Yel Yel yang penuh semangat : Rangers ! Tangguh Cerdik Peduli ! Taro Rangerges ! Bisa !!!!”

image

“Opening ceremony Taro Rangers Camp 2016 ditutup dengan aktifitas pledge atau sumpah Taro Rangers untuk peduli terhadap lingkungan sekitar. Kakak Pembina Taro Rangers beserta segenap Taro Rangers 2016 lalu membubuhkan cap tangannya di atas kain kanvas sebagai simbol komitmennya. Yeay !! dengan berakhirnya Opening ceremony, artinya petualangan Taro Rangers telah dimulai.”

image

“Di malam malam pertama, ada Kak Reza yang mendongeng dalam kelas motivasi. Seluruh Taro Rangers duduk dengan rapih mendengarkan kisah yang sangat seru dari Kak Reza. Dengan latar belakang anak yg berbeda-beda, reaksi para Taro Rangers pun beragam atas cerita kak Reza. Ada yg terharu, menangis, senang, namun semuanya terhibur. Taro Rangers kemudian diminta menulis pesan untuk orang tua masing-masing dalam secarik kertas.”

image

“Di akhir sesi, Taro Rangers juga menulis wish list, impian, cita-cita dan niat mereka sebelum mereka digiring ke lapangan Taman Budaya. Kakak-kakak Rangers masuk ke lapangan membawa balon hijau berisi gas helium yang berpendar di kegelapan. Kertas wish list kemudian ditempelkan di balon – balon Taro Rangers tersebut. Pada hitungan ketiga, semua balon kemudian dilepaskan bersama – sama ke udara. Kejutan tidak sampai di situ. Saat para Taro Rangers melihat balonnya terbang, pesta kembang api dimulai !! lengkaplah keseruan malam itu.”

image

Foto aktivitas hari pertama bisa dilihat juga di https://www.facebook.com/media/set/?set=a.1006073759478245.1073741859.201565359929093&type=1&l=a6f3b7f6fc

Cuplikan hari kedua dan ketiga:

“Setelah makan pagi bersama, kini tiba saatnya bagi Taro Rangers bersama kakak pembina kelompok untuk menuju lokasi Outbound menggunakan 10 Mobil Truk Militer. Setelah melalui jalan menanjak dan berliku selama kurang lebih 20 menit, tibalah Taro Rangers di lokasi Gunung Pancar. Hutan pinus yang rimbun dan sinar matahari cerah menyambut antusiasme seluruh Taro Rangers yang melompat turun dari truk.”

image

“Terdapat 5 permainan untuk TEAM BUILDING yaitu : Ring Toss, Moving Together, Robot “A”, The Ring dan Entrapment. Permainan Team Building dilakukan Taro Rangers secara berkelompok. Dalam permainan Team Building Taro Rangers dilatih untuk menunjukkan kekompakan dalam tim, rasa peduli terhadap sesama serta kemampuan untuk mengatur strategi dalam bermain. Tantangan terbesar dari rangkaian permainan Team Building adalah bekerja sama. Tindakan 1 Taro Rangers dalam kelompoknya punya pengaruh yang besar terhadap apa yang akan dicapai oleh kelompoknya.”

image

“Selain menyelesaikan permainan Team Building Taro Rangers juga menghadapi 5 permainan untuk CHARACTER BUILDING terdiri dari Fly N Shoot, Flying Fox, Balance Bridge, Elvis Bridge dan Tarzan Swing. Kelima permainan tersebut benar – benar mengasah semengat juang dan keberanian setiap Taro Rangers. Semua kegiatan outbound yang dipersiapkan sudah didesain khusus untuk anak ukuran anak namun dengan tingkat tantangan ketinggian yang tidak akan ditemukan ayah / bunda pada arena permainan anak pada umumnya.”

image

“Setelah tiba kembali ke Hotel Neo Sentul, semua Taro Rangers masuk ke kamar masing – masing untuk istirahat dan mandi. Seusai makan malam, Taro Rangers bergerak menuju lapangan utama untuk menikmati BBQ dan Api Unggun. Keceriaan malam itu ditutup dengan aksi memecahkan pinata dan Bubble Party di tengah lapangan Taman budaya.”

image

Seru yaaaa! Jadi pingin ikutan Kalo mau lihat keseruan lainnya bisa cek di sini: https://www.facebook.com/media/set/?set=a.1007597512659203.1073741860.201565359929093&type=1&l=f6b53a00ff

Bisa juga follow akun instagram @TaroRangers

Saksikan juga aksi Taro Rangers #AnakTangguhIndonesia di RCTI setiap hari Minggu jam 7.30 pagi!

Cheers,

MamaRanger :D

Why I Feel Fine Without Maid

Selama 25 tahun saya hidup tanpa pembantu. Sejak kecil, di keluarga saya semua tugas rumah tangga dikerjakan bersama-sama. Saya ingat waktu SD tugas saya tiap sore sebelum mandi adalah ngepel rumah. Upahnya 50 perak, yang biasanya saya pakai buat jajan wafer Superman. Kalau ditabung 2 hari, bisa beli Coklat Ayam :))

Setelah menikah, tetap nggak ada pembantu. Kami udah kayak main rumah-rumahan di rumah tante yang kebetulan udah nggak ditempatin. Pagi sebelum berangkat kerja bersama, saya buatin roti dan suami buatin minuman. Sorenya pulang bareng lagi, mampir dulu di warteg buat makan malem, tiap hari nyobain warteg di sepanjang jalan yang kita lewatin :D

Masih inget banget excitednya pulang cepet buat nobar serial Desperate Housewives di TV sambil nyetrika baju di sofabed. Karena nggak ada AC di ruang tamu, jadi pakai kipas angin butut yang bunyinya krek krek kreekk. Pas hamil naik 24kg, saking kepanasan jadi tiap malem ngemil es batu dan bebas mondar mandir gak pake baju *oh plis jangan dibayangin*

It was the funniest period of our marriage life :))

Setelah punya anak, baru deh saya ngerasain punya pembantu. Saya yang seumur-umur terbiasa beresin kamar sendiri, sempet takjub waktu balik dari kamar mandi tau2 kamar tidur udah rapi sendiri. Oh, jadi gini ya rasanya. Belum lagi sebagai ibu baru, si bayi sebentar2 diambil alih oleh ketiga pembantu yang ada di rumah mertua. Lha, saya jadi bingung ngapain.

Setelah pindah ke rumah sendiri dan nambah anak jadi dua, saya bukan cuma punya satu pembantu tapi sekaligus tiga. Satu untuk urus rumah tangga, dua untuk urus masing-masing bayi. Ditambah satu karyawan toko online yang saat itu saya jalani, plus satu sopir pribadi. Jadi anggota keluarga cuma empat orang tapi yang ngelayanin ada lima orang. Gaya pisan :p

Lalu ada masanya di mana saya nggak punya pembantu dan karyawan sama sekali. Jetlag pasti. Lha dari pertama punya anak udah dibantuin sama para dayang dayang, tiba2 harus urus semuanya sendiri. Mulailah saya play victim, mengasihani diri sendiri, merasa orang paling merana sedunia karena harus urus dua balita sambil tetap membantu perekonomian keluarga.

image

Setelah gonta ganti pembantu dalam beberapa tahun, saya baru menyadari satu hal: bahwa saya kembali dihadapkan pada persoalan yang sama karena saya belum benar-benar belajar. Ibarat ujian dapat nilai jelek, saya dikasih kesempatan untuk remedial, berulang-ulang sampai nilainya bagus.

Dan kunci jawaban itu saya dapatkan begitu saja ketika sedang menjemur pakaian sebelum menjemput anak-anak pulang sekolah sekitar 3 tahun lalu: ketika ada pembantu saya menjadi pemalas, dan ketika tidak ada pembantu saya menjadi pemarah. God doesn’t want me to be that way, so He gave me the same painful experience over and over again until I get it.

Mulailah saya menjalani apapun keadaan yang Tuhan berikan dengan rasa ikhlas, penuh penerimaan. Dari sana, langkah saya menjadi lebih ringan. Ada yang bantu syukur, nggak ada yang bantu juga nggak masalah. Justru karena nggak ada yang bantu, anak-anak malah lebih mandiri dan nggak bossy. Menyiapkan makan, keperluan sekolah, seragam, semua sudah bisa mereka lakukan sendiri. Mereka juga bisa berempati dengan menawarkan bantuan seperti menyikat kamar mandi. Bahkan sering juga bikinin masakan dan minuman buat mommy kalau sedang dikejar2 deadline tugas kuliah dan kerjaaan :) 

image

https://instagram.com/p/-OBTcquT4R/ 

Hampir setahun ini kami dibantu oleh mbak yang kerja maksimal 2 jam per harinya. Tugasnya melakukan pekerjaan rumah tangga yang saya kurang suka: cuci piring, nyapu-ngepel, dan setrika. Kalau saya harus ke kantor, dia datangnya pagi. Kalau saya nggak pergi, dia datang siang. Hari Minggu libur, dan kalau kami keluar kota dia juga diliburkan. Tugas-tugas lainnya kami lakukan bersama sekeluarga. Tapi selama Januari mbaknya saya minta cuti dulu karena mbak yang ngasuh si kakak dan si adik waktu bayi hari ini datang dari kampung, untuk kembali jaga mereka saat mommy di Korea hingga akhir bulan nanti. Tadi sore simbok datang bawa banyak oleh-oleh hasil sawah dan kebunnya di kampung. Dan saya sudah wanti2 simbok untuk membiarkan anak2 melakukan tugasnya masing2 supaya mandiri.

Beneran deh, kalau kita ikhlas apapun jalannya akan terasa dimudahkan. Tapi ya untuk menuju ikhlasnya itu memang nggak mudah sih. Harus melalui proses, and we can’t discount the process. Dan satu hal: kalau jaman sekarang aja udah susah cari pembantu, apalagi di jaman anak2 kita dewasa nanti, mungkin Indonesia udah setara dengan negara maju lain yang biaya jasa pembantunya selangit. Kalau mereka nggak dibiasain hidup mandiri sejak dini, I’m afraid it would be too late for them to learn. I just don’t want them to become spoiled brats and make others -especially their spouses- to become uncomfortable of their recklessness.

Kemarin pagi2 whatsapp guru sekolah si kakak karena terdapat inkonsistensi standar jawaban pada nomor 2 & 8. Nomor 2 kalau dilihat dari sudut pandang Niko okelah jawaban si kakak salah, yg benar apotik. Tapi kalau begitu kenapa yang nomor 8...

Kemarin pagi2 whatsapp guru sekolah si kakak karena terdapat inkonsistensi standar jawaban pada nomor 2 & 8. Nomor 2 kalau dilihat dari sudut pandang Niko okelah jawaban si kakak salah, yg benar apotik. Tapi kalau begitu kenapa yang nomor 8 salah?

Kemudian bu guru bilang bahwa untuk nomor 8 yang benar jawabannya pasar karena ketiga bangunan sejajar itu menghadap ke jalan. Sampai sekarang saya masih belum mudeng kenapa beda. Karena panduan kiri kanan itu tergantung dari sudut pandang mana kita melihatnya. 😅

Jadi ingat waktu terdampar di pulau Karimun Jawa, berbekal selembar kertas berisi peta sederhana yang digambar tangan oleh turis mancanegara, saya dan seorang kawan menjelajah pulau indah itu dengan sepeda motor sewaan, dari ujung ke ujung. Karena tidak membawa kompas, kami mengandalkan sinar matahari dan berpatokan pada bayangan untuk menentukan arah. Saya takjub dengan kemampuan spasialnya.

Kawan saya bilang, cara orang jawa nunjukin arah dengan patokan mata angin ngalor ngidul ngetan itu udah paling bener, karena matahari itu jelas letaknya. Kalo cuma ngandelin kiri kanan bisa salah, kan nggak ada patokan yg pasti seperti matahari. Makanya, panduan sesuai arah mata angin itu udah yang paling akurat.

Benar saja, andaikata standar baku pengajaran membaca peta sejak SD adalah dengan mengandalkan arah mata angin dan bukan kanan kiri maka seharusnya tidak muncul kebungungan yang dirasakan oleh si kakak dan mamanya ini :))

Sabtu, 03 Oktober 2015
Nuniek Tirta -yg kesulitan baca peta-

AYAH
Di hari pertama dari total 5 hari pelatihan Trauma Healing yang saya ikuti 2 minggu lalu di Indonesia Bible Center - Salemba, fasilitator menjelaskan bagaimana pengalaman seorang anak dengan ayah mempengaruhi pengalamannya pada kasih...

AYAH

Di hari pertama dari total 5 hari pelatihan Trauma Healing yang saya ikuti 2 minggu lalu di Indonesia Bible Center - Salemba, fasilitator menjelaskan bagaimana pengalaman seorang anak dengan ayah mempengaruhi pengalamannya pada kasih Tuhan.

Kemudian para peserta yang berjumlah sekitar 40 orang diminta untuk mendiskusikan pengalamannya, berdasarkan pertanyaan berikut:

“Ingat-ingat tentang ayahmu. Waktu kecil, apakah kamu ingat cinta kasih ayah? Bagaimana hubungan kamu dengan ayah mempengaruhi hubungan kamu dengan Tuhan?”

Ternyata, gambaran seseorang tentang ayahnya mempengaruhi gambarannya tentang Tuhan. Konsep ke-ayah-an yang buruk merusak konsep ke-Tuhan-an, demikian pula sebaliknya. Anak akan memilih kepada siapa yang Ia percaya. Dasar kepercayaan manusia kepada Tuhan seringkali berdasarkan kedekatannya dengan orangtua, terutama ayah. Sebab, rumah adalah tempat perdana seorang anak mengenal Tuhan.

Hai para ayah, apakah kalian sudah menjadi teladan yang baik bagi anak-anak kalian? Semoga ya =)

Rabu, 29 Juli 2015
Nuniek Tirta Ardianto

Keterangan foto: curly girl and her daddy Natali Ardianto in Batu Secret Zoo, Malang. Photo by Lettisa Dyah Sukma Wardhani

My curly girl (7 years 1 month) and her curiosity
👧🏻 Mom, I have a question for you
👩🏻 What is it?
👧🏻 Why Pluto is gone? Does it explode by itself or because an astronaut put a bomb in it?
👩🏻 *ngikik dalem ati* No dear, Pluto is not gone. It’s just...

My curly girl (7 years 1 month) and her curiosity

👧🏻 Mom, I have a question for you
👩🏻 What is it?
👧🏻 Why Pluto is gone? Does it explode by itself or because an astronaut put a bomb in it?
👩🏻 *ngikik dalem ati* No dear, Pluto is not gone. It’s just the scientists decided to not categorized Pluto as planet anymore.
👧🏻 It becomes a comet? But comets are small!
👩🏻 And Pluto is small too.
👧🏻 Oh, right. It was the smallest among the others.
👩🏻 *after googling* But actually, it’s not a comet either. They call it “dwarf planet” along with Eris, Makemake, Haumea, and Ceres.
👧🏻 What, Ceres? My favorite chocolate rice!
👩🏻👧🏻 😄😄😄😄😄😄😄😄

*The curiousity continues, she searched “About Pluto” in Youtube and now watching it on TV screen.

#lifewithkids #kidstalk #parentalk

Kapan itu ajak si anak kicil kriwil ini naik angkutan umum berdua aja. Di jalan dia tidur, pas sampai langsung bangun.
Begitu turun dari angkot, dia tanya:
“Mom, how does the driver know where we’re going?”
“Because I told him to stop.”
“But how does...

Kapan itu ajak si anak kicil kriwil ini naik angkutan umum berdua aja. Di jalan dia tidur, pas sampai langsung bangun.

Begitu turun dari angkot, dia tanya:

“Mom, how does the driver know where we’re going?”

“Because I told him to stop.”

“But how does he know which way to go?”

Oh iya ya dia kan belum diajarin konsep rute atau trayek angkutan umum :))

Kemudian pas turun dari bus trans jakarta, mommy bantu dia lompat.

“Mom, I like traveling with you”

“Oh, good to know. Why?”

“Because you’re kind, helping me to jump. It’s like an adventure, so fun!”

“Really? So you’re happy?”

“Very much!”

Ooohhh… *uyel2*

#lifewithkids #supereasykid

Celoteh si anak kicil kriwil pagi tadi.
“Mom, I think tooth fairy is not real.”
“Why?”
“Because my wish is not coming true.”
“What’s your wish?”
“I wish I have my own bedroom with a bunk bed.”
“Oh..”
“Why Michelle’s wish came true but mine is...

Celoteh si anak kicil kriwil pagi tadi.

“Mom, I think tooth fairy is not real.”

“Why?”

“Because my wish is not coming true.”

“What’s your wish?”

“I wish I have my own bedroom with a bunk bed.”

“Oh..”

“Why Michelle’s wish came true but mine is not?”

“I think because tooth fairy couldn’t lift heavy things such as bunk bed. Maybe you should change your wish to a lighter one.”

“Like Lego?”

“Hmm, yeah”

“But Lego is expensive.” (Pause a while) “Oh, I know! Lego from Hoka Hoka Bento is not expensive!” *nyengir lebar*

Oooooohhhhh *uyel2*

Me and M&V in the latest edition of Tabloid Mom&Kiddie

Me and M&V in the latest edition of Tabloid Mom&Kiddie