[gallery]

Kemarin, 15 bungkus mie instan terbuang percuma karena sudah kadaluarsa. Bulan lalu, sekantong plastik besar kopi abc dan 2 pack besar migelas yang masih utuh juga terpaksa dibuang karens sudah melewati batas tanggal amannya. Dan ini bukan sekali-dua kali terjadi selama satu dekade ini.



Sebelum menikah, kita mungkin belum melihat bagaimana cara hidup dan kebiasaan keluarga lain dalam belanja. Ada keluarga yang terbiasa menimbun bahan makanan dengan alasan kepraktisan -supaya kalau butuh selalu ada; ada juga keluarga yang terbiasa membeli eceran dengan alasan penghematan -supaya hanya membeli yang benar2 dibutuhkan, hanya pada saat betul2 diperlukan.



Setelah menikah, kebiasaan yang berbeda itu harus melebur menjadi satu, hingga kadang menimbulkan pergesekan. Yang satu menganggap yang lain boros karena terus menimbun barang yang akhirnya tidak pernah dipakai atau terpaksa dibuang karena sudah tak layak konsumsi; yang lain menganggap yang satu pelit ketika kehabisan barang saat dibutuhkan.



Sebenarnya, yang diperlukan adalah kemampuan untuk mengidentifikasi kebiasaan baik atau buruk yang kita bawa dari keluarga asal kita. Setelah itu, diskusi untuk kompromi, kebiasaan mana saja yang mau kita adopsi dan mana yang harus kita buang jauh-jauh. Atau lepas semua kebiasaan bawaan itu lalu ciptakan kebiasaan baru dalam keluarga ini.



Nuniek Tirta
26 Sept 2015

Post a Comment

0 Comments