We Grow Together



Si kk itu sangat perasa, apa2 pendekatannya harus melalui feeling. Semakin diperlakukan keras, semakin kuat dia menolak. Metode reward & punishment nggak cocok diterapkan ke dia.


Kalau hatinya sedang senang, dia mampu mengerjakan tugas2nya secara mandiri. Seperti tadi, selesai makan malam dia langsung ambil buku2 pelajarannya dan mengerjakan PR sendiri di kamar atas, sementara mommy masih mendampingi si adik di bawah.


Begitu selesai, dia minta mommy cek dan ternyata dari sekian banyak pertanyaan isian, jawabannya benar semua! Tanpa banyak tanya ke mommy. Padahal sudah lumayan susah sciencenya, bahasa inggris pula pengantarnya.


Tapi kalau suasana hatinya sedang tidak bagus, wah.. Satu pertanyaan bisa satu jam ngerjainnya. Beneran! Dulu ini yang sering bikin mommy senewen. Karena mommy ngga ngerti gimana cara handlenya dengan tepat, biasanya diterapkan punishment nggak boleh melakukan apapun yang dia suka sebelum selesai mengerjakan tugas2nya. Kalau nggak mempan juga, nyerah.. Nunggu daddy pulang buat ngajarin.


Padahal yang terpenting bagi si kk yg perasa ini bukan hal apa yang mommy katakan, tapi bagaimana cara mommy menyampaikannya. Dan yang dia inginkan adalah penyampaian dengan kelembutan dan penuh kasih sayang. Ini yang terus jadi PR buat mommy, meski sekarang sudah lebih mumpuni sih, tapi kadang masih suka khilaflah sesekali.


Kemarin status path daddy bilang: 
“Happy birthday Michelle. Semakin terasa bijak dan kasih sayangnya ke adik dan semua orang. Thanks to the wonderful mommy yang memberikan life lessons yang sangat berharga.”


Dan mommy reply:
“We grow together! In fact, she taught me more life lessons :)”


Yes, she did. A lot!


30 Okt 2014 22:20 
Nuniek Tirta Ardianto

Post a Comment

0 Comments